Kecanduan internet pada anak-anak bukanlah lelucon, tetapi lebih dari itu, ini adalah sesuatu yang semakin mengkhawatirkan para orang tua dan pakar di bidang pendidikan, pengasuhan anak, dan psikologi. Kecanduan internet sangat mengkhawatirkan pada anak-anak dan remaja.
Anak-anak kurang memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk mengelola sendiri penggunaan perangkat elektronik dengan akses Internet dengan benar, dan mereka tidak mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Internet terhadap mereka. Kebanyakan anak memiliki akses ke perangkat elektronik dengan akses internet.
Meskipun hal ini dapat meyakinkan orang tua bahwa mereka dapat melakukan kontak dua arah dengan anak mereka dalam keadaan darurat, ada risiko yang sangat nyata bahwa akses Internet yang konstan ini dapat membuat mereka terpapar. Anak-anak semakin terpapar pada waktu yang lama untuk terhubung ke Internet, memutuskan hubungan mereka dari dunia di sekitar mereka.
Saat mereka online, mereka berisiko lebih tinggi terlibat dalam penindasan maya, baik sebagai korban maupun sebagai penyerang. Ada juga peningkatan risiko bahwa mereka akan menggunakan telepon internet mereka untuk cybersex, terutama melalui sexting dan mengakses aplikasi yang dapat meningkatkan risiko kecanduan seks dan bahaya seksual online.
Seolah-olah itu belum cukup, anak-anak semakin terpapar tekanan teman sebaya melalui ponsel dan dapat menghabiskan waktu lama bermain online, membuat mereka rentan terhadap kecanduan video game dan membuang-buang waktu.
Hal ini dapat merusak perkembangan hubungan sosial yang sehat dan itu dapat menyebabkan isolasi dan viktimisasi. Karena alasan ini, disarankan agar anak-anak dan remaja tidak diizinkan menggunakan lebih dari dua jam waktu layar per hari (selain itu, waktu layar ini harus diawasi oleh orang tua untuk menghindari perilaku yang tidak diinginkan). Demikian pula, penting bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dan informasi yang memadai tentang potensi bahaya penyalahgunaan Internet.